/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(https://cur.cursors-4u.net/food/foo-5/foo429.cur), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

Selasa, 24 April 2018

Dumbeg blora



 Dumbeg Jajanan Khas Blora



  1. Resep Dumbeg Jajanan Khas Blora

Sejarah makanan dumbek

Pada abad ke-15 hingga 16, Pulau Jawa bagian pesisir utara menjadi salah satu sasaran dakwah para wali. Sebab, kawasan pantura sangat strategis sebagai pusat perdagangan, jalur diplomasi internasional melalui maritim.
Sumber Tribunwisata.com menyebutkan, konon sejarah makanan dumbeg menjadi salah satu camilan favorit para wali. Dumbek kerapkali menjadi sajian atau suguhan untuk tamu yang datang ke rumah.
Dalam acara tradisi "sedekah bumi", dumbeg biasa menghiasi salah satu kelengkapan makanan tradisional. Di Kabupaten Rembang, dumbek menjadi jajanan wajib saat ada perayaan sedekah bumi.
Di Pati, dumbek masuk dalam satu di antara ratusan jajanan kuno dalam Festival Kuliner Tempo Dulu di Omah Kuno 1868, bersama dengan siwalan.
Tak sekadar camilan yang enak, manis dan legit, dumbek ternyata memiliki arti, makna dan filosofi yang tinggi. Edi Winarno, salah seorang budayawan asal Rembang mengungkapkan, makanan dumbeg adalah simbol dari kesuburan.
Dumbeg adalah simbol atau lambang laki-laki, disebut juga lingga. Dalam tradisi Jawa kuno, pasangan dumbek adalah jadah atau ketan yang menjadi simbol perempuan.
Dengan demikian, kedua makanan tradisional tersebut melambangkan suatu kesuburan, tonggak dari peradaban manusia.

Sekarang,jajanan jajanan nodern sudah tidak bisa di pisahkan lagi bagi sebagian masyarakat dan masayarakat sudah melupakan jajanan - jajanan tradisional,salah satunya ada Dumbeg.Dumbeg adalah jajanan khas Blora yang sangat unik dibandingkan dengan jajanan yang lainnya,yaitu karena bentuknya yang sangat unik yang menyerupai terompet.Jajanan ini dibungkus dengan daun lontar,bisa juga dengan janur (daun kelapa muda yang sudah dipisahkan lidinya,dan bungkus dari jajanan ini membuat aroma yang khas dari Dumbeg.
Namun,jenis jajanan tradisional ini sudah hampir punah dikalangan masyarakat,mungkin hanya beberapa saja yang masih membuat da mengkonsumsnya,karena mengikuti perkembangan jaman,Dumbeg sudah mulai tersingkirkan oleh jajanan jajanan modern saat ini.Tapi jangan salah karena cita rasa jajanan ini tidak kalah dengan jajanan model sekarang ini.Aromanya yang khas dari pembungkus yang digunakan yang sudah terlebih dahulu dimasak,sehingga aroma dari pembungkusnya meresap ke badan kua Dumbeg  ini.
Dumbeg  mugkin sudah sedikit suli untuk ditemukan,biasanya terdapat di pasar pasar tradisional Blora,dan mungkin saja setiap rumah membuat jajanan yang satu ini terutama pada saat hari raya Idul Fitri.Jajanan yang memiliki bentuk yang sangat unik ini sangat diminati oleh semua orang,terutama oleh anak anak selai juga bentuknya yang sangat unik,Dumbeg juga memiliki rasa yang sangat lezat dan manis,jadi tak heran semua orang menyukainya baik itu dari kalangan anak anak sampi orang dewasa.
Jajanan ini juga memiliki variasi yang beragam,misalkan anda Dumbeg ini biasaya ditambah dengan potongan potongan nangka atau kelapa muda untuk menambah variasi cita rasa yang dihasilkan oleh jajanan tradisional ini.Bagi anda yang sulit mencari jajanan ini,maka saya akan berikan resep Dumbeg yang manis dan lezat ini,yaitu sebagai berikut:

Bahan

1 liter santan kental250 gr gula pasir1 sendok teh garam½ kg tepung beras2 sendok makan air kapur sirih30 lb daun lontar (kelapa muda yang sudah di pisahkan lidinya)

 
Cara Membuat Dan Mengolah

1. Campur santan kental, gula pasir, dan garam. Rebus hingga mendidih, angkat, biarkan beberapa menit.
2. Campurkan tepung dengan air kapur sirih, aduk rata. Masukkan santan, aduk rata. Adonan harus sudah cair
3.  Buat contong berbentuk kerucut dari daun lontar. Isi dengan adonan. Kukus hingga matang, angkat
4. Hidangkan ke dalam piring saji
Itulah resep yang dapat saya berikan,silahkan anda buat sendiri jajanan yang sangat unik dan lezat ini di rumah anda.Sekian ulasan yang dapat saya sampaikan,semoga berguna bagi anda semua dan Terima kasih sudah membaca ulasan saya.
Posted by Pecel Blora on Selasa, 21 Januari 2014 - Rating: 4.5

pecel blora

Resep Pecel Istimewa Khas Blora



Pecel merupakan masakan atau makanan yang mudah ditemui,seperti rawon masakan ini memiliki bahan bahan yang sangat sedrhana dan mudah ditemui baik itu di pasar modern maupun di pasar tradisional,Pecel juga sangat digemari oleh pecinta vegetarians karena sayur sayurannya yang menyehatkan ditambah dengan bumbu sambalnya yang nikmat dan enak.Masakan ini juga tidak asing bagi ibu ibu yang memasakn,karena hampir setiap rumah memiliki bumbu masakan yang satu ini.Kandungan nutrisi terutama zat besi dan vitamin membuat setiap orang menyukai masakan ini disamping enak dan lezat.

Pada ulasan kali ini saya akan membahas tentang Resep Pecel Istimewa Blora,resep masakan yang satu ini sudah terjamin lezatnya,karena resep yang digunakan adalah resep yang turun temurun dari nenek moyang atau dari generasi dahulu sampai ke generasi sekarang ini.Murah harganya itulah pecel karena dibuat dari bahan bahan yang sederhana dan tidak mahal,anda dapat membuat pecel yang lezat ini dengan panduan resep yang akan saya berikan berikut ini :

Bahan



  • 10 lonjor kacang panjang, dipotong 5 cm 
  • 100 gram taoge kedelai hitam 
  • 150 gram bunga turi 
  • 150 gram daun ubi (godong glandir) 
  • 250 gram kacang tanah goreng, dihaluskan 
  • 350 ml air matang 

Bumbu Halusan


  • 1 buah jeruk purut /jeruk limau 
  • 1/2 sendok makan terasi goreng 
  • 10 buah cabai rawit merah 
  • 10 cm kencur 
  • 100 gram gula merah 
  • 2 lembar daun jeruk 
  • 2 sendok teh garam 
  • 3 buah cabai merah 

Cara Mengolah Dan Memasak

1. Aduk bumbu halus dan kacang tanah
halus sambil dituangkan air. 
2. Rebus semua sayuran hingga matang. 
3. Sajikan sayuran di daun jati bersama
saus dan kerupuk gendar goreng. 




Itulah resep untuk membuat Pecel Istimewa Khas Blora,silahkan anda coba sendiri di rumah dan pecel ini sangat cocok dipadukan dengan tempe goreng atau mendoan yang hangat dan krupuk renyah karena dapat membuat selera makan anda meningkat dan menjadi lebih lezat dan nikmat untuk dimakan bersama sama.Terima kasih sudah membaca ulasan saya kali ini

eggrol cepu

Egg Roll Waluh Ngudi Roso Khas Cepu Kabupaten Blora


Tanggal 29 Mei 2016, Saya dan sahabatku Edy Supra Eko menghabiskan waktu libur hari minggu ke Jawa Tengah tepatnya di Kecamatan Cepu Kabupaten Blora. Perjalanan yang kutempuh dari tempat tinggalku sampai ke Cepu, Blora sekitar lima belas menit. Ya, kebetulan tempat tinggalku berada di Kecamatan Purwosari Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur (dekat banget). Tujuan kami saat itu sepele yakni sekedar ngopi sambil mencari inspirasi. Lokasi ngopi yang kami tuju berada di Jl. Pemuda (kebetulan Free Wifi), sehingga si blue Revo pun ku arahkan menuju ke sana. Di tengah perjalanan, sahabatku Edy Supra Eko menghubungi salah satu teman untuk diajak ngopi bareng. Dia adalah Ahmad Sampurno, seorang jurnalis media ternama di Bojonegoro yang membahas seputar migas Blok Cepu yaitu SuaraBanyuurip.com. Kebetulan dia bertugas di wilayah Cepu, Blora.

Egg Roll  Waluh Ngudi Roso Khas Cepu Kabupaten Blora
Setibanya di lokasi, kami langsung memesan kopi. Sambil menikmati secangkir kopi kothok, ku buka laptop-ku sambil mengedit artikel yang ku simpan di notepad. Sebagai blogger, Saya sering memanfaatkan notepad untuk menuliskan ide dan pemikiran yang ada di otakku sebelum akhirnya kuposting ke blog pribadi-ku. Tak lama kemudian, sahabat kami Ahmad Sampurno pun tiba dan memesan kopi. Sambil menunggu pesanan kopinya, dia meminta tolong kepadaku untuk mengedit tampilan blog-nya. Aku pun men-sign out akun bloggerku dan segera mengedit tampilan blog sahabatku. Usai ngedit blog, Saya punya ide untuk berkunjung ke pengusaha Egg Roll Waluh Ngudi Roso (salah satu oleh-oleh khas Cepu). Kami pun beranjak meninggalkan warung kopi dan menuju ke TKP yang di maksud.

Sekitar pukul 13.30 WIB, kami berkunjung ke rumah Ibu Inarti warga Kelurahan Ngroto Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Jawa Tengah untuk bertanya - tanya mengenai usaha Egg Roll yang dijalankannya. Kebetulan Kelurahan Ngroto terkenal sebagai kelurahan yang berhasil merubah waluh menjadi kue yang enak dengan nama kue Egg Roll (Lumayan buat tambahan postingan di blog hehehe). Egg Roll merupakan jajanan khas Nusantara yang banyak digemari oleh anak - anak hingga orang Dewasa. Kue kering ini berbentuk gulungan memanjang seperti cerutu. Kue egg roll mempunyai tekstur yang lembut dan rasanya renyah sehingga banyak diminati oleh pecinta kuliner dari berbagai daerah di Indonesia. Bahan yang digunakan untuk membuat egg roll ini berupa terigu, gula, telur dan mentega.
Sekilas orang melihat, akan menganggap kalau Egg Roll itu adalah kue semprong. Akan tetapi sebenarnya kedua kue tersebut tidak sama. Egg Roll lebih banyak atau dominan menggunakan telur akan tetapi kue semprong lebih banyak atau dominan menggunakan sagu dan untuk semprongnya menggunakan kelapa. Memang sih, untuk tampilan kedua kue kering ini hampir sama persis akan tetapi cara membuat dan bahan yang digunakan berbeda.

Saya pun memanfaatkan waktu berkunjung ini dengan semaksimal mungkin dan mulai menggali data mumpung langsung bertemu dengan orang yang memproduksi Egg Roll. Dari data yang saya himpun dari Ibu Inarti warga Kelurahan Ngroto RT.05 / RW.02 Kecamatan Cepu Kabupaten Blora - Jawa Tengah menyebutkan bahwa Egg Roll yang diproduksi oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Budi Rahayu sudah mulai berkembang dan mempunyai 17 rasa yang berbeda. Adapun 17 varian rasa Egg Roll yang dikembangkan meliputi rasa waluh, melon, stroberi, wijen, keju, durian, nangka, nanas, coklat, kacang ijo, pandan, jambu biji, susu, pisang, ketela, vanilla dan kelapa muda. 
Egg Roll Waluh Ngudi Roso Cepu Cocok Untuk Kue Lebaran
Untuk pengemasan, ada tiga ukuran yakni ukuran kecil (muat sekitar 27 biji Egg Roll), ukuran sedang (muat sekitar 40 biji Egg Roll) dan ukuran besar (muat 80 biji Egg Roll). Selain itu, untuk mempermudah pembelian dalam jumlah yang lumayan banyak disediakan kardus yang bisa diisi dengan ukuran sedang sebanyak 10 kotak. Terkait harga, untuk semua varian rasa harganya sama yang membedakan harga cuma di ukuran kemasannya. Bagi yang tertarik untuk menikmati Egg Roll [Oleh-oleh Khas Cepu, Blora - Jawa Tengah] ini tunggu artikel-ku selanjutnya.

Setelah puas menggali data, Saya pun membeli Egg Roll ukuran sedang sebanyak 4 buah dan Egg Roll ukuran kecil sebanyak 1 buah untuk dibawa pulang. Sebelum berpamitan, kami pun mengabadikan momentum ini dengan foto bersama di depan rumah Ibu Inarti. (@kakdidik13)

kripik tempe asli blora


Kedungjenar Blora Kota Kripik Tempe di Blor



Kedungjenar Blora Kota Kripik Tempe di Blora. Sebutan itu pantas karena Kedungjenar menjadi sentra kripik tempe di Kabupaten Blora yang selama ini menjadi makanan khas Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Sebutan Blora Kota Sate, Blora Kota Barongan dan Blora Mustika kini tak cukup, karena Blora juga Kota Kripik Tempe.Jika Anda ke Blora, maka sangat cocok untuk membawa oleh-oleh khas Bumi Samin, salah satunya adalah Kripik Tempe Kedungjenar Blora yang sudah terkenal. Kripik Tempe memang menjadi makanan yang diproduksi warga di Kelurahan Kedungjenar Blora tersebut.Dukungan dari berbagai pihak, semakin memperkuat eksistensi dan produksi Kripik Tempe Kedungjenar tersebut. Apalagi, ada pendampingan dari RT dan RW di sentra industri Kripik Tempe Kedungjenar tersebut membuat para produsen tetap bertahan.Blora dikenal dengan Sate Ayam Blora, Soto Kletuk Blora, Ungker Blora dan sebagainya. Namun yang tak kalah pantas untuk dijadikan oleh-oleh adalah Kripik Tempe yang gurih dan nikmat khas Kedungjenar Blora. Kripik Tempe khas Kedungjenar adalah salah satu kripik tempe yang sudah dikenal khalayak. Di Kedung Jenar, tepatnya di kawasan Jalan Barito Kelurahan Kedungjenar, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora terdapat banyak warga yang memproduksi kripik tempe. Secara geografis, Kedungjenar adalah kelurahan di Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Indonesia. Maka tidak heran jika jalan tersebut terdapat gapura betuliskan “Sentra Kripik Tempe Kedung Jenar”. Gapura tersebut semakin meneguhkan bahwa Kedung Jenar merupakan salah satu gudangnya kripik tempe di Blora.




Jika Anda mau datang ke lokas kripik tempe Kelurahan Kedungjenar, yaitu di kawasan Jalan Barito Kedungjenar atau dekat dengan lokasi SMP Negeri 2 Blora. Silahkan datang saja!
Kripik tempe merupakan makanan khas Blora. Apabila Anda mampir ke Blora belum klop rasanya bila belum merasakan jajanan khas Blora satu ini. Kripik tempe buatan Blora sudah menembus pasaran Nasional. Kripik tempe bisa anda beli hampir di setiap warung - warung di Blora. Kelurahan Kedungjenar Kecamatan Blora merupakan Sentra Produksi Kripik Tempe di Blora.BerikutCara Membuat Kripik Tempe Blora :

Bahan yang digunakan untuk Cara Membuat Kripik Tempe Blora :
  • Tempe kedelai secukupnya
  • Tepung beras, 300 gram
  • Tepung tapioka/kanji, 150 gram
  • Telur ayam, 1 butir
  • Air, 500 gram
  • Minyak goreng, 2 liter
Bumbu halus yang digunakan untuk Cara Membuat Kripik Tempe Blora :
  • Ketumbar, 10 gram
  • Bawang putih, 50 gram
  • Kemiri, 50 gram
  • Kunyit bubuk, 1/4 sendok teh ( jika suka )
  • Garam, 8 gram
  • Daun jeruk, 5 gram
Cara Membuat Kripik Tempe Blora :
  1. Lapisan : Campur tepung beras, tepung tapioka, telur ayam, bumbu halus hingga rata. Tuang air sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata, sisihkan.
  2. Potong/iris tempe dengan ketebalan kira-kira 0,5 mm – 1 mm.
  3. Panaskan minyak di atas api sedang.
  4. Celup tiap lembaran tempe dalam adonan lapisan, angkat, tiriskan. Goreng hingga kering dan berwarna kuning kecokelatan. Angkat, tiriskan dan dinginkan.
  5. Keripik tempe siap dikemas.
Tips Cara Membuat Kripik Tempe Blora :
  • Untuk membuat keripik tempe, sebaiknya pilih tempe yang padat, agar penampilannya lebih cantik dan renyah / krispi lebih lama.
  • Lebih bagus lagi bila tempenya diproduksi sendiri dengan ketebalan sesuai ukuran keripik yang akan dibuat sehingga tidak perlu memotong. Jika memang tempenya harus membeli, disarankan menggunakan alat pemotong khusus, karena sifat tempe mudah hancur saat dipotong.
  • Potong/iris tempe sesaat akan diolah agar spora tidak banyak tumbuh, karena kalau spora terlalu banyak tumbuh dapat mengakibatkan kerenyahan keripik tempe cepat hilang ( melempem ).
  • Gunakan minyak goreng yang baru dan banyak saat menggoreng keripik tempe, agar penampilan dan rasa keripik berkualitas ( tidak tengik dan warnanya kuning cerah kecokelatan ).
  • Kemas keripik tempe dengan kemasan yang betul-betul kedap udara, agar kerenyahan tempe lebih terjaga. Pastikan keripik tempe sudah dingin saat dikemas.
  • Demikian Tips Cara Membuat Kripik Tempe Blora.

kopi santan blora





Secangkir Nirwana Bernama Kopi Santan

 

Hasil gambar untuk kopi santan bloraAkibat proses pembuatan kopi kothok yang sederhana, sehingga memperkecil diferensiasi rasa, beberapa pemilik kedai kopi menambahkan bahan-bahan ke dalam proses pembuatannya. Tujuannya adalah menciptakan cita rasa yang unik dan otentik, yang bisa menjadi pembeda kedai kopi satu dengan yang lain.
Kedai kopi Mbah Seger, contohnya, menambahkan potongan-potongan kelapa saat menyangrai biji kopi. Mak War membubuhi daun salam dan cengkeh saat proses penyimpanan. Sementara Mak Pi, junjungan para penikmat kopi kothok di Cepu, tak menambahkan apa pun selain makian dan sumpah serapah saat menyeduh wedangnya.
Bahan tambahan juga dipakai oleh beberapa kedai kopi anyar. Menyadari bahwa konsumen kopi di Cepu tak bisa digaet hanya dengan bermodalkan wifi kencang, beberapa pemilik kedai menyingkirkan gula pasir dan menggantinya dengan gula aren. Beberapa yang lain bereksperimen dengan garam dan sereh. Dan tak ada satu pun eksperimen itu yang berhasil.
Maka, ketika Kalis Mardiasih mengajak saya bertandang ke kedai kopi santan di Jepangrejo, Blora, reaksi pertama saya adalah menolaknya. Pemilik kedai itu pastilah sedang membuat lelucon seperti kolega-koleganya di Cepu, pikir saya. Dan buat apa jauh-jauh ke Blora bila hanya untuk mencicipi secangkir horor?
Namun, bukan Kalis Mardiasih namanya kalau tak mampu mendapat anggukan kepala. Dengan gigih ia membujuk, merayu, memohon, hingga akhirnya mengancam agar saya menemaninya ngopi di sana. Singkat cerita, akhirnya kami berangkat ke Blora.
Berhubung tak ada satu pun dari kami yang pernah ke sana, perjalanan kami amat mudah diprediksi: kami kesasar. Riwayat hidup Kalis yang lahir dan besar di Blora juga tak membantu; ia hanya tahu letak desa Jepangrejo, yang ternyata cukup jauh dari pusat kota Blora. Dan desa itu luas sekali, membuat sesi kesasar kami nyaris membuat putus asa. Namun, disitulah letak ketenaran sebuah kedai kopi bekerja; kami diberi petunjuk arah dengan amat detail oleh orang-orang yang kami tanyai, meski kami kesasar berkilo-kilo jauhnya. Mengikuti semua petunjuk yang diberi, perjalanan kami kemudian terasa lancar.
Desa Jepangrejo berada di Kecamatan Blora, Kabupaten Blora. Gerbangnya cukup sempit dan tak mencolok, yang membuat pengelana tanpa peta seperti kami amat mudah kesasar. Sawah dan tegalan yang luas menyambut setelah gerbang, dengan jalanan yang diapit deretan pelbagai macam pohon peneduh. Jalanan itu, di pagi dan sore, tampaknya amat cocok untuk lokasi pemotretan prewedding.
Kedai kopi santan itu sendiri berada di tengah kampung. Jumlah motor yang terparkir di pelatarannya bisa dijadikan indikator betapa fenomenalnya kedai tersebut. Belasan pemuda ngopi di teras, menggelar papan catur atau bermain gitar atau sekadar bercengkerama dengan ponselnya.



Bagian depan Kedai Kopi Santan Bu Rukmini
Bagian depan Kedai Kopi Santan Bu Rukmini | © Kukuh Purwanto
Bagian dalam Kedai Kopi Santan Bu Rukmini
Bagian dalam Kedai Kopi Santan Bu Rukmini | © Kukuh Purwanto
Kami memilih ngopi di dalam. Dan, ya ampun, ruangan itu luas betul. Meski ditempati oleh beberapa meja panjang dan bangku-bangku dan almari pajang, kesan lega masih terasa. Tak menghimpit seperti bila saya mengopi di Mbah Seger atau Mak Pi. Ruangan itu, saya taksir, mampu menampung puluhan orang sekaligus, bahkan ratusan andai yang tak kebagian tempat duduk sudi menggelar tikar.
Tapi, siang itu lengang. Hanya ada sepasang pemuda dan tiga orang tua yang ngopi di dalam. Kami memilih meja di sisi dekat jendela, dan seorang wanita paruh baya berjalan menghampiri kami.
“Pakai santan atau tidak?” tanya wanita itu. Kami mengiyakan sambil memesan es teh. Bagaimanapun, kopi bukanlah minuman yang tepat untuk orang-orang yang baru saja kesasar di hari yang terik.
Penasaran dengan proses pembuatan kopi santan, saya hampiri wanita tersebut. Dapurnya berupa bilik yang menjadi satu dengan ruangan depan tempat orang-orang menikmati kopinya. Suara mesin diesel memekakkan telinga ketika ia sedang menggiling kelapa.
“Bu Rukmini nama saya, Mas,” jawabnya saat saya bertanya basa-basi perihal namanya. “Biasa dipanggil Bu Ruk.”
Bu Rukmini mengizinkan saya melihat proses pembuatan kopi santan sambil terus bercerita. Ia, tuturnya, adalah generasi kedua keluarga peracik kopi santan. Ibunyalah yang membuka usaha itu ketika Bu Rukmini masih kecil, dan menaksir usianya yang hampir setengah abad, tentulah usaha kopi santan ini telah puluhan tahun umurnya.
Kopi santan sendiri nyaris sama dengan kopi kothok dalam hal pembuatannya. Bedanya, kopi santan sama sekali tak memakai air. Santan segar yang telah diperas tadi dicampur dengan bubuk kopi dan gula, lalu direbus sambil terus diaduk.
“Kopinya juga digoreng sendiri, Mas,” aku Bu Rukmini. “Bubuk kopi di pasar ndak ada yang manteb.”



Ibu Rukmini pemilik dan peracik Kopi Santan
Ibu Rukmini pemilik dan peracik Kopi Santan | © Kukuh Purwanto
Kopi kami siap sudah. Awalnya saya curiga kalau yang ia sajikan adalah kopi susu, sebelum akhirnya saya tahu kalau ternyata memang begitulah warnanya: coklat muda. Berlagak seperti bintang iklan kopi di tv, kami serentak membuka tutup gelas dan menghirup aromanya dengan penuh gaya. Aromanya gurih, hampir tak tercium bau kopi di situ.
Saat menghirupnya, harus saya akui bahwa ini kopi paling gurih yang pernah ada. Citarasa santan yang kuat berpadu dengan semua kebaikan kopi robusta, dan di tegukan pertama saya seolah sedang menikmati kopi susu dan kolak sekaligus. Citarasa seperti ini, barangkali, tak akan bisa ditemui di kedai lain.
Memang, sih, agak aneh. Tapi, itu barangkali akibat lidah saya yang telanjur akrab dengan kopi kothok biasa, bukan yang dengan santan. Dan tegukan berikutnya, ketika lidah saya telah beradaptasi dengan gurih yang menggigit, citarasa kopi santan ini tak lagi membuat saya bergidik.



Kopi Santan disajikan dalam gelas dilengkapi dengan tatakan cangkir porselen
Kopi Santan disajikan dalam gelas dilengkapi dengan tatakan cangkir porselen. | © Kukuh Purwanto
Kedai kopi Bu Rukmini kerap dikunjungi pejabat daerah. Itu dibuktikan oleh beberapa foto yang tergantung di dinding ruang, menampilkan Bu Rukmini berpose di depan kedainya dengan diapit oleh orang-orang berseragam dinas.
“Kepala listrik itu, Mas,” terang Bu Rukmini sambil menunjuk satu foto, yang barangkali dimaksudkannya sebagai kepala kantor PLN setempat. “Yang di kiri-kanan itu anak buahnya.”
Ia lalu menunjuk satu demi satu orang-orang yang ada di foto berikutnya. Dengan berseri-seri ia menceritakan siapa mereka, jabatan apa yang mereka sandang ketika datang berkunjung, dan kapan foto itu diambil. Ingatan Bu Rukmini, mengingat usianya yang tak lagi muda, sungguh tajam.
Namun, ada satu foto yang tak lagi membuatnya berseri, melainkan kehilangan kata-kata untuk sesaat. Di foto itu Bu Rukmini menjadi fokus gambar bersama seorang pria paruh baya yang mengenakan jersey motocross, lengkap dengan noda lumpurnya. Mereka tersenyum lebar di situ.
“Pak Bupati, Mas, Joko Widodo,” kata Bu Rukmini, “Orang baik, dia itu. Sudi mampir ke warung kecil kayak begini.”
Entah kenapa, saya jadi teringat Mak Pi. Sama-sama peracik kopi ulung, sama-sama mengabdikan hidup untuk mengobati sakau kafein para pelanggan, tetapi yang berkunjung ke kedai Mak Pi hanyalah tukang parkir, debt collector, preman pasar, dan remaja bandel. Andaipun ada pelanggannya yang berseragam dinas, bisa dipastikan itu adalah PNS nakal yang bolos jam kerja.
Bu Rukmini juga bercerita bahwa ia pernah masuk tv. Ia didatangi serombongan orang yang tampak sibuk menenteng kabel dan kamera dan lampu-lampu, lalu ditanyai macam-macam dan direkam selama itu. Beberapa hari kemudian, ia mendapati dirinya masuk program acara salah satu stasiun tv.
Ndak nyangka, Mas, wong ndeso kayak saya masuk tv,” ujarnya bangga. “Mas bisa lihat tayangannya di internet, di…apa itu namanya? YouTube?”
Semakin sore, pelanggan semakin ramai berdatangan. Meja-meja panjang yang tadinya lengang kini riuh oleh obrolan dan gelak tawa, dan yang duduk membisu sedang menekuri bidak caturnya. Aroma santan dan kopi dan asap kretek tak terbasuh oleh rinai gerimis sore itu.
Namun, kami harus pulang. Kalis, yang bertindak sebagai tuan rumah, menghampiri Bu Rukmini untuk membayar, sembari memesan dua bungkus untuk saya bawa pulang.
Penasaran dengan harganya, saya tanyai Kalis ketika kami sudah berada di pelataran. “Tiga ribu,” jawab Kalis, “mahalkah dibandingkan harga kopi di Cepu?”
Saya menggeleng. Itu bahkan harga yang terlalu murah untuk menikmati citarasa nirwana—kopi kothok yang amat payah rasanya di Cepu dihargai lebih mahal ketimbang itu. Tapi, tak saya katakan itu padanya. Gelengan kepala sudah cukup sebagai jawaban.